Skip to content

Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Menu
  • Beranda
  • Kota
    • Jakarta
      • Tangerang
      • Tangerang Selatan
      • Bekasi
    • Bandung
    • Semarang
    • Yogyakarta
    • Surakarta
    • Surabaya
      • Gresik
    • Malang
    • Denpasar
    • Nusa Dua, Bali
    • Banda Aceh
    • Medan
    • Bandar Lampung
    • Batam
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Makassar
    • Biak (Papua)
  • Bangunan & Struktur
    • Dekade
      • 1950an
      • 1960an
      • 1970an
      • 1980an
      • 1990an
      • 2000an
      • 2010an
      • 2020an
    • Fungsi
      • Kantor Niaga
      • Kantor Pemerintah
      • Kantor Bank
      • Kantor Penyiaran
      • Bangunan Diplomatik
      • Hotel
      • Apartemen
      • Mall
      • Ritel
      • Rumah Sakit
      • Pendidikan
      • Gedung Parkir
      • Pemancar
    • Ketinggian
      • <5 lantai
      • 5-11 lantai
      • 12-20 lantai
      • >20 lantai
    • Istimewa
      • Dibongkar
      • Ganti Wajah
      • Generasi Dilan
      • Terbakar
      • Info Singkat
  • Artikel Khas SGPC
  • Cari Gedung dari Buku?
Menu

Plaza Malioboro

Posted on 24 Desember 202231 Desember 2022 by DBG

Last updated on 31 Desember 2022

Plaza Malioboro adalah superblok modern yang berada di dalam jantung Jalan Malioboro, kota Yogyakarta, yang dikenal sebagai sentra perdagangan dan wisata. Pusat belanja ini dikelola oleh Grup Ambarrukmo sejak 2022, setelah 30 tahun di bawah kepemilikan Yogya Indah Sejahtera melalui skema bangun-guna-serah dengan tuan tanahnya, Pemprov D.I. Yogyakarta.

Plaza Malioboro terdiri dari dua gedung yaitu pusat belanja berlantai empat dan satu besmen dan Hotel Malyabhara ex Ibis.

Pionir Mall Kota Gudeg

Mall Malioboro (sebelum renovasi)
Suasana sebelum direnovasi, 2011. Foto oleh mimin SGPC, CC-BY-ND 2.0

Pusat perbelanjaan dengn nilai investasi 54 milyar rupiah (1991) berdiri di atas bekas beberapa ruko, sebuah gereja dan gedung Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru. Peletakan batu pertama pembangunannya terjadi pada tanggal 20 Agustus 1991 oleh Gubernur DIY Paku Alam VIII. Namun, dalam laporan Majalah Prospek, pembongkaran gedung-gedung tersebut masih belum rampung juga.

Saat itu, Malioboro Plaza (nama awal mal ini) merupakan kerjasama dari Pemprov DIY, Perusda Anindya dan PT Yogya Indah Sejahtera, dibangun dalam rangka menyemarakkan Jalan Malioboro yang selama itu menjadi surganya pedagang dan lesehan, sampai sekarang masih seperti itu. Karena surat izin mendirikan bangunan ternyata berbeda-beda sesuai tuan lahannya (PD Anindya dan Pemprov), proyek yang realitasnya dimulai Oktober 1991 itu memang agak tersendat.

Namun, secara penjualan, berlangsung lancar. Per November 1992, dari laporan harian BERNAS, 30 persen dari ruang ritel yang ditawarkan terjual. Tetapi beberapa media menyayangkan mahalnya pungutan sewa per meter persegi bagi pedagang Yogyakarta, sehingga menciptakan dominasi pedagang Jakarta yang berorientasi pada pasar kalangan menengah ke atas untuk mengisi ruang pertokoan Malioboro Plaza.

Enam bulan kemudian, wartawan BERNAS kembali ke pusat belanja yang sedang dibangun itu dan mendapatkan tinggal 25 persen ruang pertokoan yang tersedia. Pihak pengelola mall secara tidak langsung menyebut faktor budaya pedagang Yogyakarta yang belum terbiasa dengan sewa di mall sebagai penyebab kecilnya minat putra daerah pada Malioboro Plaza.


Iklan

Soal Malioboro Plaza, BERNAS dan Kedaulatan Rakyat beda jalan ninja

Proyek yang dibangun oleh Total Bangun Persada ini selesai dibangun sekitar akhir Oktober 1993, dan di bulan berikutnya, penghuni yang sudah meneken sewanya mulai beberes interior, mulai dari Matahari Department Store, McDonald’s, Texas Fried Chicken, hingga ada rencana supermarket Hero dan Batik Keris membuka outletnya di Malioboro Plaza.

Texas (Church’s Chicken) dan McD menyapa masyarakat kota Gudeg pada paruh kedua Desember 1993, sementara Matahari mengawali operasional mall terlebih dahulu pada 27 November 1993. Menjelang Natal 1993, 1/3 penghuni sudah menggelar dagangannya. Kegiatan semacam ini banyak dipantau kuli tinta harian Berita Nasional (BERNAS).

Sebaliknya, Kedaulatan Rakyat (XR), koran terlaku di Yogyakarta dan pesaing berat BERNAS, lebih suka menyajikan borok Malioboro Plaza kepada pembacanya. Saat masyarakat berbondong-bondong melihat dan belanja di mall pertama di Kota Yogyakarta, XR menerbitkan wawancara dengan anak Sultan Hamengkubuwono IX, GPBH Joyokusumo, yang menuduh pengembang Malioboro Plaza “main mata dengan oknum” terkait pemakaian lahan dan perancangan pusat belanja tersebut yang seharusnya didirikan hotel.

XR juga mengabarkan kekesalan masyarakat sekitar yang merasa tidak mendapatkan jatah kerja di mall karena karyawannya “diimpor” dari Jakarta dan mesin AC mall yang berisik. Ironisnya, di XR terdapat iklan pembukaan Malioboro Plaza dan Matahari yang menyindir konsumen yang masih berbelanja di Singapura dan Jakarta.

Sebenarnya isu ini sudah diketahui dulu di BERNAS sejak Juni 1993. Saat itu, diberitakan bahwa DPRD DIY ingin meninjau kembali perancangan Malioboro Plaza yang dianggap tidak sesuai kaidah rancang bangun Malioboro berdasarkan keputusan DPRD tahun 1991 untuk membangun hotel dan “fasilitas umum”. Kemungkinan muncul, menurut berita XR, karena perbedaan persepsi antara legislator dan Pemda soal pembangunan mall ini sebagai fasilitas umum. Kontroversi ini mungkin saja reda setelah Hotel Ibis Malioboro terwujud.

Dalam rangka Indonesianisasi, nama Malioboro Plaza berganti menjadi Mal Malioboro.


Iklan

Ibis Malioboro sang pereda kontroversi

Hotel Ibis Malioboro Mall
Yang dijanjikan itu berdiri juga. Foto oleh mimin SGPC, CC-BY-SA 2.0

Pendirian Ibis Malioboro menjawab kontroversi yang muncul di XR pada tahun 1993 lalu. Agustus 1997, kemungkinan setelah rampung pembangunannya, pihak Ibis mengumumkan bahwa hotel dengan 150 kamar ini akan memulai operasionalnya pada bulan November. Penginapan bintang tiga berlantai delpan ini baru memulai operasionalnya pada 15 Desember 1997. Namun, hotel ini sudah menerima tamu sejak dua hari sebelumnya dengan keluarga aparatur sipil negara dari Dinas Perhubungan Kota Surabaya sebagai tamu pertamanya.

Pengelola baru

Mal Malioboro
Mal Malioboro setelah direnovasi. Foto oleh mimin SGPC, CC-BY-ND 2.0

Jam diputar ke 2022. Mal Malioboro telah rampung direnovasi sehingga memiliki balkon. Setelah 30 tahun kontrak Bangun-Guna-Serah Pemprov dengan Yogya Indah Sejahtera habis, keseluruhan kompleks Mal Malioboro dan Hotel Ibis Malioboro dikembalikan kepada Pemprov DIY, yang selanjutnya mengoperasikan sementara mal ini hingga berhasil menggaet pengelola baru yang definitif.

Keputusan tersebut tepat, karena tingginya kegiatan ekonomi membuat penutupan justru merugikan para tenant yang menggelar usahanya di Mal Malioboro dan pembeli. Sementara Ibis Malioboro ditutup dan membuat 384 karyawan eks Ibis harus berebut lowongan baru di hotel lain atau di Malyabhara Hotel, penerus Ibis Malioboro dari manajemen baru.

Pengembalian tersebut baru diketahui melalui pernyataan langsung Sultan Yogyakarta c.q. Gubernur DIY Hamengkubuwono X lewat pemberitaan media pada 13 September 2022. Anak usaha Ambarrukmo, PT Setia Mataram Tritunggal, ditunjuk mengelola superblok ini mulai 15 September 2022, dan beberapa perombakan dilaksanakan, mulai dari mengganti nama mal menjadi Plaza Malioboro dan membuka kembali hotel sebagai Malyabhara Hotel pada tanggal 25 Oktober 2022.

Nama Malyabhara diambil dari kata Sanskerta yang berarti “berhiaskan untaian bunga” dan merupakan sumber dari nama Jalan Malioboro, sementara untuk mallnya sendiri mengembalikan nama 1993-1995 mall ini sekaligus menyelaraskan pusat perbelanjaan ini dengan aset Ambarrukmo lain, Plaza Ambarrukmo.


Iklan

Profil sebuah mal pertama di Kota Gudeg

Mal Malioboro interior
Jeroan Plaza Malioboro. Foto oleh mimin SGPC, CC-BY-ND 2.0

Plaza Malioboro berdiri di lahan seluas 7.400 m2, menyediakan ruang lantai pertokoan secara kasar seluas 24 ribu meter persegi. Awalnya mall ini memiliki atrium dan akses eskalator saja, tidak ada lift baik buat manusia ataupun buat barang, sehingga saat proses beberes berlangsung, Matahari harus membangun lift barang sendiri. Sekarang mall ini sudah memiliki akses lift.

Karena waktu berjalan, tenant-tenant yang menempati Plaza Malioboro sudah banyak yang berganti. Semisal Hero yang sudah tidak buka, malahan Gramedia yang buka. McDonald’s dan Matahari Department Store masih bertahan di sana. Nama-nama baru disana cukup banyak, dari Samsung, The Body Shop hingga KFC. Namun, di lantai satu banyak pengusaha mikro, kecil dan menengah (alias pegel/pengusaha golongan lemah) yang menjajakan dagangannya, terutama batik. Hal ini muncul sebagai wujud dari rencana pengelola baru menjadikan mall ini etalase UKM Yogyakarta.

Hotel Malyabhara ex-Ibis
Hotel Malyabhara. Foto oleh mimin SGPC, CC-BY-ND 2.0

Hotel Malyabhara adalah nama baru dari sebuah gedung lama yang awalnya merupakan Ibis Malioboro. Ketika dibuka, ia menyediakan 150 kamar hotel untuk diinapi, terdiri dari 141 kamar tipe superior, 6 deluxe, 2 suite dan satu kamar khusus untuk orang cacat fisik. Karena renovasi, jumlahnya susut sedikit menjadi 148 kamar dan hanya memiliki dua tipe kamar. Ia menyediakan restoran Janur, kolam renang, sasana kebugaran, ruang rapat dan akses langsung ke Plaza Malioboro.


Iklan

Data dan fakta

Plaza Malioboro

Nama lamaMalioboro Plaza, Mal Malioboro
AlamatJalan Malioboro No. 52-58 Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
PemborongTotal Bangun Persada
Lama pembangunanOktober 1991 – November 1993
Dibuka27 November 1993
Jumlah lantai4 lantai
1 basement
Biaya pembangunanRp. 54 milyar (1991)
Rp. 628 milyar (inflasi 2022)
SignifikasiPariwisata (bagian dari wisata belanja Malioboro)

Hotel Malyabhara

Nama lamaIbis Malioboro
AlamatJalan Malioboro No. 52-58 Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
Selesai dibangunNovember 1997
Dibuka15 Desember 1997
Jumlah lantai8 lantai
1 basement
Jumlah kamar148

Referensi

  1. Yusadi Henrinuranto; Slamet Subagyo (1991). “Memoles Malioboro dengan Plaza.” Majalah Prospek, 31 Agustus 1991, hal. 33
  2. ans (1992). “IMB Malioboro Plaza Belum Turun Semua.” Harian Berita Nasional (Bernas), 6 November 1992, hal. 1. Diakses via Monumen Pers Nasional
  3. ans (1993). “Soft Opening Oktober 1993, Kapling di Malioboro Plaza Tinggal 25 Persen.” Harian Berita Nasional (Bernas), 22 Mei 1993, hal. 5
  4. win; ksb (1993). “DPRD Menilai Malioboro Plaza Salahi IMB.” Harian Berita Nasional (Bernas), 26 Juni 1993, hal. 1
  5. ans (1993). “Matahari di Malioboro Plaza Beroperasi Mulai 27 November.” Harian Berita Nasional (Bernas), 13 November 1993, hal. 5
  6. yar (1993). “McDonald’s” (keterangan foto). Harian Berita Nasional (Bernas), 17 November 1993, hal. 5
  7. hjl (1993). “Hari Pertama Trial Opening, Texas Fried Chicken Dibanjiri Pembeli.” Harian Berita Nasional (Bernas), 6 Desember 1993, hal. 5
  8. ans (1993). “Pusat Belanja Modern Hadir di Yogya.” Harian Berita Nasional (Bernas), 27 November 1993, hal. 1
  9. ans (1993). “Matahari Malioboro Plaza Bidik Konsumen Menengah Atas Yogya.” Harian Berita Nasional (Bernas), 26 November 1993, hal. 5
  10. dhl; ans (1993). “Texas Fried Chicken dan McDonald’s Hadir di Yogya.” Harian Berita Nasional (Bernas), 4 Desember 1993, hal. 5
  11. phj; pur (1993). “FKP DPRD Desak Pemda DIY Tuntaskan Masalah Malioboro Plaza.” Harian Berita Nasional (Bernas), 23 Desember 1993, hal. 2
  12. “GBPH H. Joyokusumo: Malioboro Plaza Abaikan Kepentingan Masyarakat.” Kedaulatan Rakyat, 29 November 1993, hal. 1
  13. “Diakui Ada Perbedaan Persepsi Antara Dewan dengan Eksekutif.” Kedaulatan Rakyat, 30 November 1993, hal. 1
  14. ans (1993). “Sepertiga Penyewa Malioboro Plaza Telah Membuka Tokonya.” Harian Berita Nasional (Bernas), 23 Desember 1993, hal. 5
  15. ans (1993). “1994, Batik Keris Tambah 2 Showroom di Yogya.” Harian Berita Nasional (Bernas), 8 November 1993, hal. 5
  16. Heri Susanto (2022). “Kerja Sama Berakhir, Bangunan Mal Malioboro dan Ibis Jadi Milik Pemda DIY.” Detikcom Jateng, 13 September 2022. Diakses 1 Desember 2022 (arsip)
  17. Abdul Hamied Razak (2022). “Aset Dikuasai Pemda, Begini Kondisi Hotel Ibis dan Mal Malioboro Jogja.” Harian Jogja, 13 September 2022. Diakses 1 Desember 2022 (arsip)
  18. Silvy Dian Setiawan (2022). “Manajemen Baru Malioboro Mall dan Hotel Ibis: Kita Terbuka.” Republika, 15 September 2022. Diakses 1 Desember 2022 (arsip)
  19. Tomi Sujatmiko (2022). “Malioboro Mall Ganti Nama Plaza Malioboro, Ini Konsep Yang Ditawarkan.” Kedaulatan Rakyat, 5 Oktober 2022. Diakses 1 Desember 2022 (arsip)
  20. Zukhronnee Muhammad (2022). “Plaza Malioboro Dianggap Paling Tepat Sebagai Nama Baru Mal Malioboro.” Jogjainfo, 5 Oktober 2022. Diakses 1 Desember 2022 (arsip)
  21. Arsip halaman resmi Total Bangun Persada, diarsip 10 Februari 2019
  22. ee (1997). “November, Hotel Ibis Malioboro akan Beroperasi.” Harian Berita Nasional (Bernas), 21 Agustus 1997
  23. Advertorial (1997). “Paket Soft Opening Hotel IBIS Yogyakarta, Dapatkan Kenyamanan Hanya Dengan 39 Dolar AS.” Harian Berita Nasional (Bernas), 15 Desember 1997
  24. ddc (1997). “IBIS Tawarkan Rp. 3.600/Dolar AS Sampai 31 Desember 1997.” Harian Berita Nasional (Bernas), 16 Desember 1997
  25. Advertorial (2022). “Malyabhara Hotel, Hunian Baru di Kawasan Malioboro.” Harian Jogja, 3 November 2022. Diakses 1 Desember 2022 (arsip)

Lokasi

1990an, 1993, 1997, Gedung Oplasan, Gedung rendah (All Undergrond-4 lantai), Gedung Sedang (5-11 lantai), Hotel, Mall, Yogyakarta

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Saweran saat ini untuk Februari 2023:
0/200.000

Kontak SGPC untuk dukungan secara konvensional. Dukungan anda bisa masuk situs SGPC loh…..

Klik disini untuk Saweria


SGPC menyediakan link afiliasi dari Agoda/Booking dotcom sehingga anda bisa booking hotel maupun apartemen yang ditampilkan di blog ini. Dengan booking hotel, anda tak hanya membantu blog ini tetap eksis dengan komisinya, tetapi juga mendukung industri pariwisata di negeri ini dan membantu wisatawan yang kesasar ke blog ini.

  • Like SGPC
  • Ikuti SGPC
  • Punya data? Kirim kesini!

Arsip

Support This Site

If you like what I do please support me on Ko-fi

  • Tentang “Setiap Gedung Punya Cerita”
  • Sumber dan kebijakan nama
  • Glossarium
  • Kebijakan privasi
  • Kontak SGPC

Foto buatan Ronniecoln maupun DBG (mimin SGPC) di bawah lisensi CC-By-SA atau CC-By-ND kecuali disebutkan lain. Foto lainnya dimiliki masing-masing pemegang hak cipta dan pemuatan di SGPC dimaksudkan sebagai ilustrasi (fair use).

Tulisan (C) Setiap Gedung Punya Cerita, dibawah lisensi CC-By-NC-ND 4.0. Dilarang keras menggandakan isi blog tanpa mematuhi ketentuan lisensi yang dicantumkan.