Last updated on 24 Oktober 2022
Kompilasi Tulisan Pendek Setiap Gedung Punya Cerita kembali dengan dua gedung apartemen dan hotel-hotel kelas nonbintang milik Grup Hotel Cipta. Setidaknya, jumlah gedung yang dibahas oleh artikel TPTG ini lebih banyak dari yang sebelumnya.
Apartemen Cilandak Citos
Lihat foto apartemennya disini
Berdiri di belakang pusat belanja Cilandak Town Square (Citos) adalah apartemen berlantai 6 yang hanya diberi nama “Apartemen Cilandak”, sebelumnya bernama Inggris “Cilandak Resort Apartments.” Apartemen ini detailnya minim, menampung 48 unit apartemen, dari 1 kamar tidur sampai 3 kamar tidur, luasnya ada di rentang 68 sampai 164 meter persegi. Apartemen ini juga terhubung ke baik Sports Club Citos dan Citos itu sendiri.
Tidak ada catatan siapa arsitek, pemborong maupun lama konstruksinya. Dalam pemberitaan Media Indonesia, apartemen ini sudah mulai digunakan sejak 1 September 1991. Karena lokasinya yang agak terkesan ke pelosok saat itu, dan jarang diliput media, selain harian Media Indonesia, maka apartemen ini menjadi sedikit tak terdeteksi radar industri properti Tanah Air.
Kondominium Juanda

Di dekat stasiun Juanda, Jakarta Pusat, berdiri dua apartemen kembar berlantai 16 yang namanya sangat sederhana, Kondominium Juanda. Dahulu dengan nama Inggrisnya Juanda Regency, apartemen ini dikembangkan oleh sebuah perusahaan bernama PT Karsindo Utama.
Ketika awal direncanakan, apartemen kembar tersebut akan memiliki 10 lantai dengan jumlah unit 110 buah, atau per tower ada 55 unit, terbagi ke tipe 3 kamar tidur dan 4 kamar tidur, luas bervariasi dari 118 meter persegi sampai 208 meter persegi. Kemungkinan apartemen tersebut jumlah lantai dan unitnya bertambah menjadi 16 lantai dan 160 unit karena faktor larisnya penjualan.
Tidak ada catatan siapa arsiteknya; PT Karsindo Utama juga berperan sebagai kontraktor gedung tersebut. Juga tidak ada catatan durasi konstruksi selain izin konstruksi proyeknya bertahun 1993, tutup atap di akhir tahun 1994, dan pengamatan wartawan Properti Indonesia menyebut bahwa per Maret 1995, tembok apartemen ini sedang dicat. Untuk pendataan SGPC, tahun pembangunannya adalah 1993-1995.
Hotel Cipta Wahid Hasyim
Di jantung kawasan Kebon Jeruk, tepatnya di Jalan Wahid Hasyim yang merupakan surga dari hotel-hotel merakyat sekaligus mewah, terdapat sebuah hotel veteran yang tetap bertahan, yaitu Hotel Cipta, terselip diantara dua gedung niaga bernama E. Trade Building dan sebuah gedung mangkrak berlantai 5.
Lahan seluas 1.300 m2 dahulu merupakan kediaman dari keluarga Siswono Yudohusodo, Menteri Perumahan Rakyat era Orde Baru – yang sekarang lebih beken sebagai kader Partai NasDem. Di tahun 1960an akhir dan 1970an, untuk mengenang keihidupan salah satu penghuninya, Soewono, ayah Siswono yang berprofesi sebagai dokter, lahan kediaman tersebut diputuskan menjadi hotel. Jenis hotelnya adalah non-bintang, atau hotel standar bintang satu sampai dua Indonesia kontemporer, karena faktor modal yang ada dan keinginan menjadikan tamu hotel bagian dari keluarga, a la serial Losmen TVRI.
Tidak disebutkan lama pembangunan, arsitek dan kontraktornya. Hotel yang biaya investasi dan pembangunannya mencapai Rp. 2,8 milyar (1991, atau setara Rp. 33 milyar nilai 2022) itu dibuka di tahun 1991. Hotel bertingkat 4 itu, setelah menjalani renovasi beberapa kali, kini memiliki 43 kamar dan 2 ruang rapat. Desain hotel bergaya joglo tersebut menjadi sumber inspirasi slogan “Rumah Joglo” hotel ini.
Hotel Cipta Mampang Prapatan

Kita bergeser ke Mampang Prapatan yang juga merupakan properti Hotel Cipta. Sukses mengelola properti di Wahid Hasyim membuat hotel berbintang dua tersebut berencana memperluas bangunan yang ada di Kebon Jeruk, namun keadaan lahan tidak memungkinkan membuat Hotel Cipta harus melebarkan sayapnya ke lokasi lain di Jakarta.
Keputusan Hotel Cipta memilih Mampang Prapatan adalah soal prospek jalan tersebut sebagai penghubung Jalan T.B. Simatupang dan Segitiga Emas Gatot Subroto-HR Rasuna Said-Jenderal Sudirman. Hotel dengan biaya investasi 15 milyar rupiah (nilai 1997, setara Rp. 110,7 milyar nilai 2022) itu diperkirakan resmi dibuka pada bulan Mei 1997.
Hotel ini dirancang oleh tim arsitek Harmoni Cipta dan dibangun oleh kontraktor lokal Triconsdaya Ciptatama. Sepertinya kita tidak mendengar kedua nama ini. Desainnya mengacu pada eksterior dan konsep “tamu hotel bagian dari keluarga” dari hotel pertama Hotel Cipta di Wahid Hasyim. Hotel berlantai tujuh tersebut berdiri di lahan seluas 1.400 m2, sedikit lebih luas dari kakaknya di Kebon Jeruk, menampung 70 kamar dan dua ruang rapat.
Referensi
- Edwin Tirani (1994). “Cilandak Resort Apartments: Khusus Untuk Pasar Lapisan Atas.” Media Indonesia, 18 Maret 1994.
- Advertorial (1992). “Juanda Regency Condominium: Strategi Hidup ala Kosmopolitan.” Majalah Prospek, 21 November 1992, hal. 67-68
- Iklan Juanda Regency Condominium. KOMPAS, 9 Oktober 1994
- Properti Indonesia No. 4, Mei 1994, halaman 89
- Indra Utama (1995). “Finishing Sejumlah Proyek Apartemen Terlambat.” Properti Indonesia No. 15, April 1995, hal 109
- Properti Indonesia No. 12, Januari 1995, hal 68-69
- Rayendra L. Toruan (1992). “Nonbintang Jaring Laba.” Warta Ekonomi, 30 Maret 1992, hal. 42
- Umi Suswatiani (1997). “Hotel Cipta 2, akan tampil dengan memadukan unsur-unsur lain.” Majalah Konstruksi No. 243, Januari 1997, hal. 44-47
- Halaman resmi Hotel Cipta, diakses 15 September 2022 (arsip)