Bagian kedua Tulisan Pendek Tentang Gedung II membahas gedung-gedung seperti pusat belanja, apartemen dan kantor yang datanya juga terlalu sedikit buat dikuliti. Ketiga gedung tersebut adalah Apartemen Kemang, Mall Cinere serta kantor Pupuk Indonesia di Jakarta.
Mall Cinere Depok, Jawa Barat


Foto-foto oleh Ikung Adiwar/Panoramio (RIP)
Berlokasi di ujung utara Kota Depok, tepatnya Kecamatan Cinere, Mall Cinere adalah pusat belanja berlantai 3 yang dikelola dan dimiliki oleh Megapolitan Development. Bangunan seluas 28 ribu m2 itu mulai operasional sejak Oktober 1993, dan sekitar Desember 1993 sudah diresmikan bila sesuai jadwal yang direncanakan. Megapolitan Development menghabiskan biaya Rp. 35 milyar (1993) uang pinjaman dari Bank Dharmala dan Bank Industri untuk membangun pusat belanja ini.
Mall Cinere awalnya dibangun untuk melayani penghuni Griya Cinere, Puri Cinere dan Cinere Country. Untuk bangunan yang tidak begitu menarik dari luar dalam, tidak ada catatan arsitek dan kontraktor yang bisa didapatkan dari gedung ini.
Saat dibuka pada tahun 1993, penghuni kuncinya terdiri dari Hero Supermarket, toko buku Gramedia, bioskop Cinere 21, McDonald’s, KFC dan masih banyak lagi. 29 tahun lewat dan telah silih berganti penghuni, Mr. DIY, Pojok Busana dan Superindo menjadi penghuni kunci; KFC dan Cinere XXI (dulu 21) masih bertahan tetap, sementara McDonald’s bergeser ke gedung sendiri di utara.
Apartemen Kemang (Pudjiadi Prestige)

Bergeser ke utara yaitu wilayah elit Kemang, Jakarta Selatan, Apartemen Kemang adalah apartemen sewa yang dikembangkan dan dikelola oleh PT Pudjiadi Prestige.
Dibangun mulai Juli 1991 hingga Juli tahun 1992 (12 bulan) oleh PT Levelindo Pitaperkasa, apartemen yang beralamat di Jalan Bangka Raya No. 7 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan memiliki 37 unit apartemen dengan empat tipe unit, dari 1 kamar tidur (72 m2, 8 unit), 2 kamar tidur (123 m2, 17 unit), 3 kamar tidur (156 m2, 9 unit) sampai griya tawang (penthouse, 245 m2, 2 unit). Tidak diketahui detil unit ke-37. Menariknya, apartemen Kemang menempatkan beberapa fasilitas umumnya (kolam renang) di lantai atap.
Seperti halnya kembar jauhnya, Apartemen Prapanca, pembangunan Apartemen Kemang terjadi ditengah uang ketat, namun pengembang kedua apartemen ini bisa mendapatkan kucuran dana dari bank berkat tingginya prospektifnya pasar apartemen bagi ekspatriat.
Secara arsitektur, eksterior Apartemen Kemang rancangan Perentjana Djaja ini memang tidak begitu menjanjikan mata selain elemen logo Pudjiadi Prestige di atap balkon. Di dalam apartemen ini, anda bisa menemukan atrium seperti halnya di Prapanca. Sementara struktur berupa pondasi rakit dan struktur atas flat slab.
Gedung Pupuk Indonesia, Jakarta

Kini kita bergeser ke bagian barat Jakarta. Berdiri di ujung timur Jalan Arjuna Selatan dan Tol Jakarta-Merak, Gedung Pupuk Indonesia adalah sebuah gedung berlantai 8 yang menjadi kantor pusat dari holding BUMN pupuk Pupuk Indonesia, dan kantor perwakilan Pupuk Sriwijaya (Pusri). Gedung ini dirancang oleh tim arsitek Arkonin, dan dibangun oleh Pembangunan Jaya.
Sayangnya, tidak ada data mengenai luas lantai gedung dan lama pembangunan gedung yang sosoknya didominasi elemen beton tegak dan jendela warna cokelat ciri khas 1970an, tetapi TEMPO mencatat bahwa gedung ini sudah digunakan sebagai kantor pusat Pusri dari 1979 sampai 1981, saat Pusri diinstruksikan kembali berkantor pusat di Palembang. Sekitar 2013, berdasarkan pandangan mata SGPC, gedung tersebut dicat ulang ke warna abu-abu dengan sedikit corak putih.

Referensi
- Muthiah Alhasany (1993). “Soft Opening Cinere Mall.” Majalah Bisnis Properti, November 1993, hal. 62
- Halaman resmi Mal Cinere (arsip 2010, 2022 arsip)
- Dwi Ratih; Saptiwi Djati Retnowati (1992). “Apartemen Kemang dan Prapanca: Memenuhi Kebutuhan Pasar”. Majalah Konstruksi No. 173, September 1992, hal. 44-48
- Rian Sudiarto (1991). “Antara Kemang dan Prapanca”. Warta Ekonomi, 14 Oktober 1991, hal. 34
- NN (1977). “Proyek Singkat: Gedung Baru PUSRI”. Majalah Konstruksi, November – Desember 1977, hal. 114-115
- “Pusri Boyong Lagi.” TEMPO, 7 November 1981