Hotel Sheraton Mustika adalah sebuah hotel mewah yang beroperasi sejak tahun 1997, berlokasi di Jalan Adisucipto kilometer 8, Maguwoharjo, Sleman, D.I. Yogyakarta. Hotel yang dioperasikan oleh grup Marriott (pemilik Sheraton) ini dikembangkan oleh kelompok Mooryati Soedibjo dan Grup Drassindo dan saat ini memiliki 229 kamar dan 17 suites yang keseluruhannya menempati bangunan induk dan sebuah gedung pertemuan/banquet yang ditempatkan terpisah dari gedung induk.
Sejarah
Sejarah hotel berbintang lima ini dimulai sejak direncanakan pada tahun 1991 saat berlangsung booming hotel di Kota Gudeg, menurut laporan Majalah Konstruksi, tetapi pihak Mustika Ratu baru bisa membeberkan rencana pembangunan hotel barunya pada pertengahan Januari 1993, saat itu direncanakan bernama Sheraton Princess. Dana pembangunan Hotel Sheraton berasal dari pinjaman Bank Duta dan ekuitas Mustika Ratu. Pada tanggal 15 Februari 1993, perjanjian pengelolaan hotel antara ITT Sheraton dan Mustika Ratu diteken. Soedibjo lugas mengatakan kepada KOMPAS soal menyerahkan pengelolaan hotel kepada Sheraton, “Saya kan belum pernah punya hotel.”
Sheraton Mustika kelak akan menjadi satu-satunya hotel milik Mustika Ratu. Hotel yang berdiri di atas lahan seluas 5,6 hektar itu mulai dibangun 10 Juli 1993, yang akan memakan waktu selama empat tahun, hingga diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 15 September 1997. Sekitar Rp. 183 milyar rupiah (USD 75 juta, nilai 1997) dihabiskan untuk membangun Hotel Sheraton Mustika, yang saat itu memiliki 246 kamar dan 17 suite.
Operasional Sheraton Mustika sempat terhenti setelah 8 tahun; pada fajar tanggal 27 Mei 2006 gempa bumi menggoyang seluruh Yogyakarta, merusak sebagian bangunan, tetapi tidak disebutkan seberapa banyak kerusakan yang dialami oleh Sheraton Mustika. Hal itu dijadikan kesempatan melakukan renovasi total, yang akhirnya rampung dan dibuka di tanggal cantik 8 Agustus 2008. Renovasi tersebut menyusutkan jumlah kamar menjadi 227 buah dan 17 suite.
Arsitektur dan profil hotel
Desain arsitektur Hotel Sheraton Mustika di Yogyakarta dirancang oleh tim arsitek dari Raymond Hsu & Associates dari Hong Kong, tetapi untuk proyek di Kota Pelajar, dibantu oleh Atelier 6. Terdapat tiga bangunan yang dibangun di dalam lahan seluas 5,6 hektar tersebut; yaitu sebuah pusat perbelanjaan kecil bernama “Little Malioboro”, pusat pertemuan di tengah dan gedung hotelnya sendiri di bagian paling belakang. Konsep yang diusung diilhami dari Keraton Ngayogyakarta, sesuai keinginan Soedibjo, sekaligus mengikuti aturan main arsitektur pemda saat itu.
Tidak seperti hotel lain yang ada di Yogyakarta (atau sama dengan Hotel Hilton Nusa Dua dan Hotel Marauw), lobinya justru ada di lantai paling atas dari bangunan hotel berlantai 7, yang bisa diakses lewat ramp setinggi 15 meter. Hal ini menjadi lebih ironis mengingat lokasinya yang berada di lahan yang relatif datar, tidak tempel tebing atau bukit. Untuk mengakomodasi batas ketinggian bangunan di kawasan Bandara Adisucipto yang sebelum 2020 adalah bandar udara utama Yogyakarta, lantai terbawah pun harus diturunkan.
Setiap kamar hotel memiliki dua tipe pemandangan yang berbeda-beda, satunya menghadap ke taman/gedung banquet, dan satunya lagi menghadap ke Gunung Merapi berikut kolam renangnya yang berukuran besar (bergaya Keraton kata Mooryati). Gedung utama ini menampung 227 kamar dan 17 suites, terbagi ke dalam tujuh tipe kamar, dan menyediakan rumah makan fusion dan India, sebuah deli dan pub.
Gedung kedua adalah ruang ballroom dan Taman Sari Royal Heritage Spa. Ballroom di Sheraton Mustika bisa menampung 1800 orang (kondisi non-pandemi) dengan luas lantai 1200 meter persegi. Selain itu terdapat lima ruang rapat lain di dalam gedung ballroom. Karena faktor lahan yang tidak umum, jalan akses ke hotel pun harus melewati gedung ballroom dalam bentuk underpass.
Dan yang paling depan adalah “Malioboro Kecil”, berlokasi langsung di Jalan Adisucipto Yogyakarta. Di dalam sebuah pusat perbelanjaan kecil seluas 1.600 meter persegi ini kita akan disuguhi diorama mengenai legenda Gunung Merapi dan Samudera Hindia. Sayangnya, gedung ini tidak dibuka untuk umum (kapannya tidak jelas).
Data dan fakta
Nama lama | Sheraton Princess Yogyakarta (tentatif) |
Alamat | Jalan Adisucipto km. 8,7 Depok, Kab. Sleman, DI Yogyakarta |
Arsitek | Raymond Hsu & Associates (arsitektur) Atelier 6 (architect of record) Decimal Engineering (struktur) |
Pemborong | Waskita Karya (hotel dan ballroom) Bangun Tjipta Kontraktor (Little Malioboro) |
Lama pembangunan | Juli 1993 – 1997 |
Diresmikan | 15 September 1997 (peresmian awal) 8 Agustus 2008 (pembukaan kembali) |
Jumlah lantai (hotel) | 8 lantai |
Jumlah kamar | 244 |
Biaya pembangunan | Rp 183 milyar (1997) Rp 1,34 triliun (inflasi 2021) |
Referensi
- Rakhidin; Aria (1995). “Sheraton Mustika Hotel Yogyakarta: Memadu konsep resort self-contain dengan gaya Keraton”. Majalah Konstruksi No. 211, Agustus 1995, hal. 49-54
- Slamet Subagyo; M. Taufiqurohman (1992). “Bagai Jamur di Yogya”. Majalah Prospek, 14 Maret 1992, hal. 29
- Rian Sudiarto; Ferry Firdaus (1993). “Bisnis Baru Mustika Ratu”. Warta Ekonomi, 18 Januari 1993, hal. 28
- jup (1993). “Nama dan Peristiwa: Awal Tahun 1994 Akan Muncul Sheraton Mustika Yogyakarta, Hotel Mewah Yang Mengasyikkan”. KOMPAS, 21 Februari 1993, hal. 7
- tt (1993). “Kilasan Ekonomi: Mustika Ratu Bangun Hotel”. KOMPAS, 12 Juli 1993, hal. 2
- osd/rie (1997). “Presiden Hari Ini Meresmikan Hotel di Yogya”. KOMPAS, 15 September 1997, hal. 14
- osd/hrd (1997). “Presiden Resmikan Hotel di Yogya”. KOMPAS, 16 September 1997, hal. 14
- eny (2006). “Sheraton dan Ibis Belum Beroperasi”. KOMPAS Yogyakarta, 6 Desember 2006, hal. B
- Halaman resmi Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta, diakses 8 Mei 2021 (arsip 2021, arsip 1997)
- “Besok, Soft Opening Hotel Sheraton Mustika“. Gudeg.net, 7 Agustus 2008. Diakses 8 Mei 2021 (arsip)