Skip to content

Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Menu
  • Beranda
  • Kota
    • Jakarta
      • Tangerang
      • Tangerang Selatan
      • Bekasi
    • Bandung
    • Semarang
    • Yogyakarta
    • Surakarta
    • Surabaya
      • Gresik
    • Malang
    • Denpasar
    • Nusa Dua, Bali
    • Banda Aceh
    • Medan
    • Bandar Lampung
    • Batam
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Makassar
    • Biak (Papua)
  • Bangunan & Struktur
    • Dekade
      • 1950an
      • 1960an
      • 1970an
      • 1980an
      • 1990an
      • 2000an
      • 2010an
      • 2020an
    • Fungsi
      • Kantor Niaga
      • Kantor Pemerintah
      • Kantor Bank
      • Kantor Penyiaran
      • Bangunan Diplomatik
      • Hotel
      • Apartemen
      • Mall
      • Ritel
      • Rumah Sakit
      • Pendidikan
      • Gedung Parkir
      • Pemancar
    • Ketinggian
      • <5 lantai
      • 5-11 lantai
      • 12-20 lantai
      • >20 lantai
    • Istimewa
      • Dibongkar
      • Ganti Wajah
      • Generasi Dilan
      • Terbakar
      • Info Singkat
  • Artikel Khas SGPC
  • Cari Gedung dari Buku?
Menu

TVRI Senayan

Posted on 24 Agustus 20208 April 2022 by DBG

Last updated on 8 April 2022

Studio Televisi Republik Indonesia di daerah Gelora, Jakarta, dekat dengan kompleks DPR-RI, Taman Ria Senayan dan Kemenpora, pertama dibuka bersamaan dengan pembentukan Televisi Republik Indonesia pada tahun 1962, sebagai persiapan penyelenggaraan Asian Games 1962.

Fasilitas studio TVRI yang berdiri dan Setiap Gedung Punya Cerita bahas saat ini adalah fasilitas yang sudah dibangun sejak 1970an dan 1980an. Pertama adalah menara pemancar yang penulis sudah bahas, selesai dibangun pada tahun 1977 dengan ketinggian 147 meter. Kedua gedung sisanya adalah gedung studio dan Gedung Penunjang Operasi yang operasionalnya masing-masing dimulai pada 1982 dan 1986.


Iklan

Studio Utama TVRI

Foto gedungnya dapat dilihat disini

Sebagai pusat produksi utama stasiun televisi tertua di Indonesia, Studio Utama TVRI memiliki luas lantai 24 ribu meter persegi, empat lantai yang terdiri dari, pada awalnya, empat studio produksi, studio film, studio rekaman, studio dubbing dan beberapa ruangan penunjang seperti ruang latihan, penyimpanan elektronik dan lab film. Sayangnya, penulis tidak memiliki data terbaru mengenai gambaran terkini interior studio TVRI pada era modern.

Konstruksi studio utama TVRI, menurut buku Karya Arsitektur Arsitek Indonesia 2, dimulai pada tahun 1976, tetapi proyek tersebut sempat mangkrak sebelum dijadwalkan dioperasikan pada tahun 1978, karena ketidakmampuan pemborong melaksanakan tugasnya. Buku yang sama menyebutkan pembangunan lanjut kembali pada tahun 1981, dan selesai 1983. Studio TVRI sudah diresmikan operasionalnya pada tanggal 24 Agustus 1982 oleh Presiden Soeharto.

Studio utama tersebut dirancang oleh tim arsitek Yodya Karya, dengan Ir. E.N. Idroes sebagai arsiteknya, dan dibangun oleh Tiwa Muda Contractors dan Jaya Konstruksi, tidak jelas apakah Tiwa Muda dan Jaya merupakan J.O. atau terpisah, mengingat proyek ini pernah mangkrak. Proyek tersebut menghabiskan biaya 8,6 milyar rupiah (1982) atau setara 203 milyar rupiah uang 2020.


Iklan

GPO TVRI

GPO TVRI
Foto oleh DBG, CC-BY-ND 2.0

Gedung penunjang operasional TVRI, sesuai namanya, juga memiliki studio, tetapi gedung ini berfungsi utamanya sebagai fasilitas produksi dan administrasi Televisi Republik Indonesia. Gedung berlanggam modernisme berwarna cokelat ini dirancang oleh tim arsitek Ciriajasa, dan konstruksinya dimulai dari Agustus 1983, dan selesai dibangun pada sekitar April 1985. Itupun bila keterlambatan tidak dihitung dalam pembangunan gedung. Berbentuk segi delapan (octagon), struktur GPO TVRI tidaklah begitu istimewa; beton bertulang dengan bentang kolom utama 14 meter, dan core di sisi barat gedung untuk fasilitas lift, toilet, gudang dan AHU.

GPO TVRI memiliki luas lantai 11.509 meter persegi dengan jumlah lantai 12, dan pembangunannya menghabiskan biaya Rp. 4,1 milyar (1986) setara 70 milyar rupiah nilai 2020. GPO TVRI diresmikan oleh Menteri Penerangan Harmoko pada tanggal 25 Juli 1986.

Referensi

  1. Ikatan Arsitek Indonesia (1983). “Buku Ke-1 Karya Arsitektur Arsitek Indonesia.” Jakarta: Ikatan Arsitek Indonesia. Halaman 75-76.
  2. Ikatan Arsitek Indonesia (1984). “Buku Ke-2 Karya Arsitektur Arsitek Indonesia.” Jakarta: Ikatan Arsitek Indonesia. Halaman 40-41.
  3. ms (1980). “Segera Dilanjutkan, Pembangunan Studio TVRI Jakarta”. KOMPAS, 4 September 1980, hal. 6
  4. JB Suratno (1980). KOMPAS, 5 September 1980, hal. 6 (keterangan foto)
  5. ra (1982). “HUT TVRI ke-20, Presiden Resmikan Gedung Pusat Produksi TVRI”. KOMPAS, 25 Agustus 1982, hal. 1. Diakses via Soeharto.co, 31 Mei 2020. (arsip)
  6. Hasanuddin Assegaff (1986). KOMPAS, 26 Juli 1986, hal. 12 (keterangan foto)

Lokasi

1980an, 1982, 1986, Gedung rendah (All Undergrond-4 lantai), Gedung Sedang (5-11 lantai), Jakarta, Kantor Penyiaran

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Saweran saat ini untuk Januari 2023:
71.250/200.000

Kontak SGPC untuk dukungan secara konvensional. Dukungan anda bisa masuk situs SGPC loh…..

Klik disini untuk Saweria


SGPC menyediakan link afiliasi dari Agoda/Booking dotcom sehingga anda bisa booking hotel maupun apartemen yang ditampilkan di blog ini. Dengan booking hotel, anda tak hanya membantu blog ini tetap eksis dengan komisinya, tetapi juga mendukung industri pariwisata di negeri ini dan membantu wisatawan yang kesasar ke blog ini.

  • Like SGPC
  • Ikuti SGPC

Arsip

Support This Site

If you like what I do please support me on Ko-fi

  • Tentang “Setiap Gedung Punya Cerita”
  • Sumber dan kebijakan nama
  • Glossarium
  • Kebijakan privasi
  • Kontak SGPC

Foto buatan Ronniecoln maupun DBG (mimin SGPC) di bawah lisensi CC-By-SA atau CC-By-ND kecuali disebutkan lain. Foto lainnya dimiliki masing-masing pemegang hak cipta dan pemuatan di SGPC dimaksudkan sebagai ilustrasi (fair use).

Tulisan (C) Setiap Gedung Punya Cerita, dibawah lisensi CC-By-NC-ND 4.0. Dilarang keras menggandakan isi blog tanpa mematuhi ketentuan lisensi yang dicantumkan.