Skip to content

Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Menu
  • Beranda
  • Kota
    • Jakarta
      • Tangerang
      • Tangerang Selatan
      • Bekasi
    • Bandung
    • Semarang
    • Yogyakarta
    • Surakarta
    • Surabaya
      • Gresik
    • Malang
    • Denpasar
    • Nusa Dua, Bali
    • Banda Aceh
    • Medan
    • Bandar Lampung
    • Batam
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Makassar
    • Biak (Papua)
  • Bangunan & Struktur
    • Dekade
      • 1950an
      • 1960an
      • 1970an
      • 1980an
      • 1990an
      • 2000an
      • 2010an
      • 2020an
    • Fungsi
      • Kantor Niaga
      • Kantor Pemerintah
      • Kantor Bank
      • Kantor Penyiaran
      • Bangunan Diplomatik
      • Hotel
      • Apartemen
      • Mall
      • Ritel
      • Rumah Sakit
      • Pendidikan
      • Gedung Parkir
      • Pemancar
    • Ketinggian
      • <5 lantai
      • 5-11 lantai
      • 12-20 lantai
      • >20 lantai
    • Istimewa
      • Dibongkar
      • Ganti Wajah
      • Generasi Dilan
      • Terbakar
      • Info Singkat
  • Artikel Khas SGPC
  • Cari Gedung dari Buku?
Menu

Hotel Shangri-La Jakarta

Posted on 25 Desember 201918 November 2021 by DBG

Last updated on 18 November 2021

Hotel Shangri-La Jakarta
Hotel tetenger di Jakarta. Foto oleh DBG, CC-BY-SA 2.0

Hotel Shangri-La Jakarta merupakan hotel Shangri-La pertama di Indonesia, dirancang bersama-sama oleh tim arsitek dari Jepang Kanko Kikaku Sekkeisha Yozo Shibata & Associates bersama dengan Architects & Town Planners Collaborative dari Singapura dan sebagai penyempurnanya dari Indonesia, dari Wiratman & Associates. Pembangunan Hotel Shangri-La Jakarta ini merupakan bagian dari kompleks Kota BNI.

Walau gedung ini ukurannya kolosal dan besar, menjadi landmark ibukota Indonesia dengan ketinggian cukup menonjol, 115 meter menurut data CTBUH, tidak jelas kenapa gedung ini hilang dari biografi resmi Wiratman karya Imelda Akmal, kasus yang sama menimpa beberapa gedung karya Wiratman & Associates lain yang memiliki jumlah lantai kecil.

Hotel Shangri-La dibangun bersama-sama oleh Waskita Karya dan Société Auxiliaire d’Entreprises mulai akhir September 1991, tutup atap pada akhir April 1993 dan selesai dibangun sekitar Desember 1993. Hotel Shangri-La Jakarta dibuka secara resmi pada tanggal 22 Maret 1994.

Hotel ini sempat ditutup selama tiga bulan mulai 23 Desember 2000 hingga 17 Maret 2001, sebagai akibat dari konflik ketenagakerjaan.

Profil Hotel Shangri-La

Deskripsi hotel

Dengan 662 kamar yang terdiri dari 504 kamar deluxe, 118 kamar Horizon Club, 9 suite eksekutif, 29 kamar suite baik 1, 2 dan 3 kamar tidur, dan dua kamar presidensial, Hotel Shangri-La Jakarta berlokasi di daerah yang sangat strategis, selangkah jalan dengan Wisma 46 maupun gedung-gedung tinggi di bilangan Sudirman atau Thamrin, dan sangat dekat dengan stasiun Kota BNI yang melayani kereta api ke bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.

Hotel Shangri-La Jakarta, sebagai hotel kombinasi resort dan bisnis, menawarkan fungsi sebagaimana sebuah hotel resort, seperti kolam renang, lapangan tenis, spa dan sauna. Terdapat enam balai acara (Indonesia Room, Grand Ballroom, Ceria Room, Lotus Ballroom, Satoo Garden dan Poolside Garden), 9 ruang rapat, sebuah business centre, dan 6 rumah makan (JIA, Satoo, Rosso, Nishimura, B.A.T.S. dan lounge lobby) yang lebih menyajikan masakan berstandar dunia.

Arsitektur

Salah satu arsitek dari Wiratman & Associates, Tateng Djajasudarma, kepada pewarta Majalah Konstruksi, mengatakan bahwa desain Hotel Shangri-La dibuat lebih organik agar bisa bersatu dengan lingkungan sekitar yang luas – kata mereka, “massa yang organik lebih bisa menyatu dengan lansekap yang luas”. Puncaknya yang berundak seperti tangga memperkuat karakter gedung ibarat sebuah ukiran, dan menjadikan hotel ini landmark cakrawala Kota Jakarta.

Hotel Shangri-La Jakarta memiliki dua drop-off untuk hotel dan balai sidang secara terpisah. Argumen dari Tateng, untuk menjamin privasi tamu hotel. Tetapi Marco Kusumawijaya, dalam sebuah tulisannya di harian KOMPAS tertanggal 19 Maret 2000, berargumen bahwa dua drop-off tersebut mengganggu Jalan R.M. Margono Djojohadikoesoemo yang terletak di depan hotel tersebut, selain ketiadaan keterkaitan arsitektural dengan Wisma 46 dan Kantor Besar BNI.

Tulisan ini merupakan seri kedua dari tiga seri tulisan mengenai Kompleks Kota BNI.

Data dan fakta

AlamatJalan Jenderal Sudirman Kav. 1 Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekKanko Kikaku Sekkeisha Yozo Shibata & Associates (arsitektur)
Architects & Town Planners Collaborative (arsitektur)
Wiratman & Associates (architect of record dan struktur)
Pemborong (J.O.)Waskita Karya
Société Auxiliaire d’Entreprises
Lama pembangunanSeptember 1991 – Desember 1993
Dibuka22 Maret 1994
Jumlah lantai32 lantai
2 basement
Tinggi gedung115 meter (CTBUH)
Jumlah kamar662
Biaya pembangunanRp. 354 milyar (1994)
Rp. 3,2 triliun (inflasi 2020)
SignifikasiPariwisata (tetenger kota Jakarta bersama dengan Wisma 46)
Referensi: Majalah Konstruksi #193 Mei 1994

Referensi

  1. Retnowati, Saptiwi Djati; Dwi Ratih (1994). “Hotel Shangri-La Jakarta: Berkarakter Dinamis di tengah Lansekap yang luas”. Majalah Konstruksi No. 193, Mei 1994.
  2. fan (1994). “Shangri-La Hotel Tertinggi di Indonesia”. Republika, 23 Maret 1994.
  3. Website resmi Hotel Shangri-La Jakarta, diakses 20 Oktober 2019. (arsip)
  4. Factsheet Hotel Shangri-La Jakarta, diakses 20 Oktober 2019.
  5. Website KKS Group, diakses 20 Oktober 2019. (arsip)
  6. ush (2001). “Info: Hotel Shangri-La Akan Dibuka Kembali”. KOMPAS, 13 Maret 2001.
  7. mon (2000). “Hotel Shangri-La Jakarta Tutup Sementara”. KOMPAS, 29 Desember 2000.
  8. Marco Kusumawijaya (2000). “Gedung Jangkung di Poros Jakarta”. KOMPAS, 19 Maret 2000.
  9. Indah Nuritasari (1993). “Shangri-La Jakarta Segera Beroperasi”. Majalah SWA No. 3/IX, Juni 1993, hal. 120

Foto utama oleh mimin SGPC, CC-BY-ND 2.0

Lokasi

1990an, 1994, Gedung Pencakar Langit (>20 lantai), Hotel, Jakarta
Iklan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Saweran saat ini untuk Januari 2023:
71.250/200.000

Kontak SGPC untuk dukungan secara konvensional. Dukungan anda bisa masuk situs SGPC loh…..

Klik disini untuk Saweria


SGPC menyediakan link afiliasi dari Agoda/Booking dotcom sehingga anda bisa booking hotel maupun apartemen yang ditampilkan di blog ini. Dengan booking hotel, anda tak hanya membantu blog ini tetap eksis dengan komisinya, tetapi juga mendukung industri pariwisata di negeri ini dan membantu wisatawan yang kesasar ke blog ini.

  • Like SGPC
  • Ikuti SGPC

Arsip

Support This Site

If you like what I do please support me on Ko-fi

  • Tentang “Setiap Gedung Punya Cerita”
  • Sumber dan kebijakan nama
  • Glossarium
  • Kebijakan privasi
  • Kontak SGPC

Foto buatan Ronniecoln maupun DBG (mimin SGPC) di bawah lisensi CC-By-SA atau CC-By-ND kecuali disebutkan lain. Foto lainnya dimiliki masing-masing pemegang hak cipta dan pemuatan di SGPC dimaksudkan sebagai ilustrasi (fair use).

Tulisan (C) Setiap Gedung Punya Cerita, dibawah lisensi CC-By-NC-ND 4.0. Dilarang keras menggandakan isi blog tanpa mematuhi ketentuan lisensi yang dicantumkan.