Last updated on 29 Juli 2023

Sequis Centre, dahulu bernama S. Widjojo Centre, adalah bagian tak terpisahkan dari kompleks Sequis yang sarat dengan nuansa arsitektur hijau dan gaya arsitektur yang tidak konvensional. Gedung yang dewasa ini dipegang oleh Farpoint Realty merupakan rancangan tim arsitek lokal dibawah tampuk PT International Design Consultant bersama dengan Hasan Vegel dari Intaren Architects asal Thailand (sayangnya, biodata arsitek dan firma asal Bangkok ini tidak terdokumentasi), dan dibangun swadaya oleh S. Widjojo, sebuah perusahaan pembuat panel GRC yang memasok panel-panel beton ke beberapa proyek.

Pembangunan gedung berlantai 13 plus 1 basement dengan luas lantai bersih 16.300 meter persegi (net) diketahui bisa dimulai sekitar awal tahun 1970an dan dijanjikan bisa ditempati paling awal akhir 1975, tetapi karena krisis ekonomi global tertunda dari 1974 hingga 1976. Eksterior Sequis Centre dirampungkan pada bulan Februari 1980, tetapi keseluruhan gedung belum selesai sampai pada akhir 1980. S. Widjojo membangun sendiri gedung ini.
Saat pertama dibangun, British Council (diresmikan 2 Oktober 1979 dan pindah 2005), Bank Susila Bhakti (dulu banknya kelompok Subud), Shell, dan S. Widjojo sudah menempati 3 lantai pertama sejak sekitar 1977-1980, dan BSB sudah berkantor di gedung ini terlebih dahulu, saat gedungnya masih dalam tahap pembangunan awal. Pusat Kebudayaan Inggris Raya baru dibuka pada 15 September 1980 di lantai 11; menyusul British Council, pusat kebudayaannya pindah per 2005 ke Gedung BEI. Saat ini instansi kebudayaan Inggris Raya itu berkantor di Office 8.
S. Widjojo Centre menghabiskan biaya Rp. 6 milyar belum termasuk biaya tanah dimana pembeliannya diklaim hasil dari pra-kontrak tenant BSB dengan S. Widjojo. Farpoint Realty membeli gedung ini tahun 2008 yang lalu; Sequis Centre meraih gelar emas Bangunan Hijau dari Majelis Bangunan Hijau Indonesia (Indonesia Green Building Council) pada bulan Oktober 2015, menimbang efisiensi Sequis Centre mencapai hampir 30 persen. Mulai 2013 hingga 2017, Farpoint membangun gedung pencakar langit hijau di belakang gedung berlantai 12 ini, dengan penampilan yang lebih “datar.”

Favorit fanatisme bangunan tropis

Foto: iklan S. Widjojo Centre, Majalah Konstruksi Februari 1980
S. Widjojo Centre sering dibahas oleh beberapa penggemar arsitektur nasional karena penggunaan panel pelindung sinar matahari (sunscreen/tabir surya) yang efektif mengurangi penggunaan AC dan lampu, dan sesuai dengan kaidah arsitektur tropis. Penggunaan tabir surya tersebut mengondisikan udara dan panas matahari diolah secara alamiah.
Tabir surya inilah yang semakin spesial karena berbahan dasar glass-reinforced concrete, yang merupakan spesialisasi S. Widjojo. Struktur bangunan tidak terlalu istimewa: beton bertulang dengan portal dua arah, dan core gedung sebagai penahan gempa, dan pondasi rakit dengan tebal 1 meter.
Tabir surya tersebut adalah rancangan dari Hasan Vegel, dan elemen ini bersifat arsitektural, tidak memengaruhi struktur bangunan keseluruhan karena ringannya GRC.
Data dan fakta
Nama lama | S. Widjojo Centre/Building |
Alamat | Jalan Jenderal Sudirman Kav. 57 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jakarta |
Arsitek | Intaren (Bangkok) International Design Consultants (Jakarta) |
Pemborong | S. Widjojo |
Selesai dibangun | ~akhir 1980 |
Jumlah lantai | 13 lantai 1 basement |
Tinggi gedung | 49 meter |
Biaya pembangunan | Rp. 6 milyar (1980) Rp. 173,8 milyar (inflasi 2023) |
Signifikasi | Arsitektur (penerapan arsitektur tropis dan hijau) |
Referensi
- NN (1980). “S. Widjojo Centre, Gedung perkantoran yang “Berswasembada”. Majalah Konstruksi, Februari 1980.
- Hilda B. Alexander (2015). “Sequis Center Raih Peringkat “Gold” Bangunan Hijau“. KOMPAScom, 22 Oktober 2015. Diakses 22 Agustus 2019. (Arsip)
- Komunitas Subud tentang Bank Susila Bhakti dan S. Widjojo Centre. Diakses 22 Agustus 2019. (Arsip)
- Web resmi British Council, diakses 31 Agustus 2019. (arsip)
- ANTARA (1979). “Menteri P&K Resmikan Gedung British Council”. KOMPAS, 4 Oktober 1979.
- NN (1980). “Ruang Kesenian Pusat Kebudayaan Inggris”. KOMPAS, 15 September 1980.