Last updated on 30 Juni 2023
Hotel Century Park adalah sebuah hotel dan juga wisma atlet yang berdiri di bagian barat kawasan Gelora Bung Karno, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hotel dengan 476 kamar tersebut merupakan hotel milik sebuah usaha bernama PT Lingga Hamparan Krida dengan Airmas Asri sebagai arsiteknya.
Hotel ini berdiri sebagai pengganti guesthouse (penginapan) bagi para ofisial Asian Games 1962 yang tidak diberi jatah di kampung atlet alias maisonette, dibangun triwulan kedua tahun 1960 hingga sekitar Mei 1962. Pasca Asian Games penginapan tersebut berganti nama menjadi Hotel Asri, dan bertahan hingga pada akhirnya dibongkar sekitar sebelum 1989 untuk membangun hotel berlantai 17 ini. Ia juga menggantikan wisma-wisma atlet yang dibongkar untuk pembangunan Plaza Senayan.
Pembangunan hotel berbintang empat yang juga berfungsi sebagai pusat pelatihan atlet nasional dimulai awal November 1989 hingga selesai dibangun pada Oktober 1991 dan mulai digunakan dua bulan kemudian (Desember 1991).

Hotel bisnis sekaligus asrama pelatnas
Hotel Century Park (Agoda/Booking), dipasarkan baik secara cetak maupun online sebagai hotel bisnis, memiliki keistimewaan sebagai hotel yang berfungsi ganda sebagai wisma atlet yang sedang menjalani pelatnas. Saat pertama dibangun, lantai 2 sampai lantai 4, sebanyak 120 kamar, digunakan sebagai penginapan bagi atlet dan dirancang untuk menampung maksimal 4 atlet per kamar, sisanya adalah kamar hotel sebanyak 476 buah dengan 6 kategori mulai dari tingkat deluxe sampai presidential suite, awalnya hotel ini memiliki 474 kamar.
Fasilitas yang diberikan hotel ini, menurut web resmi Hotel Century Park, terdiri dari rumah makan Dapour, kedai Sweet Corner, dan 100 Eatery & Bar yang mengambil sebagian potongan depan gedung. Selain rumah makan, terdapat lounge premium, lapangan tennis dan kolam renang seperti halnya sebuah hotel resort.
Hotel Century Park memiliki 12 ruang rapat dan 1 ballroom untuk kebutuhan rapat, pernikahan atau acara-acara seremonial.
Arsitektur dan struktur
Hotel Century Park dirancang oleh firma arsitek (alias konsultan perencana) Airmas Asri, dan dirancang dengan gaya arsitektur pascamodern. Yusuf Setiadi, Direktur Airmas Asri, diwawancara Konstruksi, terbit pada Januari 1992, mengungkapkan filosofi rancangan hotel tersebut: menyatu dengan lingkungan, luwes, tidak menyaingi (menghormati, dalam bahasa arsiteknya) Stadion Gelora Bung Karno dari segi penampilan dan sosok, dan tidak terkesan besar.
Namun beberapa orang termasuk mimin melihat Hotel Century Park besar, karena proporsi penggunaan lahan untuk gedungnya cukup besar (hal ini memang dirancang karena kebutuhan bangunan sebagai wisma atlet). Namun, hotel ini tidaklah monoton dan tidak terlalu mengotak alias luwes. Bangunan berlantai 18 ini saat awal dibangunnya dilapisi cat poliuretan dan lapis bubuk aluminium. Namun hotel dengan luas 40.500 meter persegi ini sudah berubah lapis gedung dua kali. Perubahan pertama adalah kombinasi putih-jingga, dan kedua, saat ini, adalah lapis hitam dan putih.
Struktur bangunan bawah/pondasi menggunakan pondasi frankipile dan struktur atas beton bertulang biasa dengan frame tembok geser, dengan lantai dicor di tempat.
Data dan fakta
Nama lama | Hotel Atlet Century Park |
Alamat | Jalan Pintu I Senayan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jakarta |
Arsitek | Airmas Asri (arsitektur) Wiratman & Associates (struktur) |
Pemborong | Murinda Iron Steel |
Lama pembangunan | November 1989 – Oktober 1991 |
Jumlah lantai | 17 lantai |
Jumlah kamar | 476 + 120 asrama atlet |
Referensi
- Urip Yustono; Dwi Ratih; Rakhidin; Sorita (1992). “Hotel Atlet Century Park: Lunak dan Plastis Untuk menghormati Stadion Utama”. Majalah Konstruksi No. 165, Januari 1992.
- Web resmi Hotel Atlet Century
- Panitia Peneyelnggara Asian Games IV (1960). “Second Progress Report, Asian Games IV 1962.” Penerbit tidak diketahui, halaman 5.
- Panitia Penyelenggara Asian Games IV (1962). “Third Progress Report, Asian Games IV 1962.” Penerbit tidak diketahui, halaman 5.
- Kahfi Dirga Cahya (editor) (2013). “Dari Senayan Dengan Bangga….. (7)“. National Geographic Indonesia, 13 Desember 2013. (arsip)
- Radityo DM Ibrahim (1992). “Kilas: Century di Senayan”. Majalah SWA No. 11/VII, Februari 1992, hal. 109-110
- Bambang Sujatmoko; Joewarno; Taufik T. Alwie (1993). “Senayan, Siapa Punya”. TEMPO, 18 Desember 1993, hal. 32
- Prawito (1991). “Bintang Tiga di Senayan.” Warta Ekonomi, 30 September 1991, hal. 37