
Menara Bank BTN, atau Menara Bank Tabungan Negara, berlokasi di Jalan Gajah Mada No. 1, tepat di belakang kantor lama Bank Tabungan Negara yang awalnya adalah kantor Postspaarbank/Bank Tabungan Pos. Sejarah Gedung Postspaarbank SGPC loncati karena sudah terlalu sering dibahas.
Perencanaan gedung yang desainnya digarap Parama Loka Consultant ini sudah dicanangkan sejak 1987, dan per 6 Juni 1989, dengan terbitnya surat perintah dari Menteri Keuangan, konstruksi kantor pusat Bank Tabungan Negara dimulai. Tetapi, konstruksi fisik bergulir mulai Maret 1990.
Keseluruhan proyek Menara Bank BTN digarap oleh pemborong negara PT Pembangunan Perumahan, dan selesai dibangun November 1992, menghabiskan waktu selama 41 bulan mulai merancang hingga pembangunan selesai.
Konstruksi gedung tersebut menghabiskan biaya Rp 76,4 milyar rupiah nilai 1993. Menara Bank BTN resmi dibuka oleh Direktur Utama Bank Tabungan Negara Towil Heryoto, dan Wakil Presiden RI Soedharmono pada 28 Desember 1992. Pidato Towil Heryoto yang pertama muncul di majalah internal Bank Tabungan Negara PARAS edisi Januari 1993 (No. 7/Tahun ke-3) cukup memberi detail mengenai teknis bangunan dari paragraf dua, tiga dan keempat, lebih detil dari Majalah Konstruksi yang tidak meliput konstruksi gedung ini.
Menara BTN sempat menjadi markas radio Ramako FM/Lite FM sejak November 1993 hingga sekitar 2010an, bersama dengan menara radio di atap gedung, yang kini sudah dicabut. Kebakaran minor sempat menghanguskan basement gedung ini, pada subuh 2 Februari 2009, yang dicurigai akibat dari korsleting kapasitor listrik.
Arsitektur dan struktur
Secara desain, Menara Bank BTN dirancang dengan gaya arsitektur pascamodern dengan unsur vertikalnya yang kuat tapi sengaja tidak sampai kelihatan mendominasi gedung Postspaarbank. Secara finishing luar tidak disebutkan, tetapi dari kasat mata, lapis kaca biru, granit dan lapis aluminium abu-abu masih menjadi pilihan. Struktur gedung setinggi 99 meter dari muka tanah ini memakai pondasi Frankipile, dan beton bertulang pratekan.
Karena bentuk lahannya yang memanjang (sama dengan Menara Topas) dan adanya gedung ex-Postspaarbank inilah yang menyebabkan perancang terpaksa memodifikasi sebagian gedung tersebut untuk menyelaraskan arus pengguna gedung, dan merancang gedung berbentuk memanjang. Diantara gedung lama dan gedung setinggi 99 itu terdapat sebuah plaza. Menara Bank BTN menyediakan ruang lantai total 37.970 m2 yang saat dibuka pada tahun 1992 mayoritas digunakan oleh Bank Tabungan Negara sendiri.
Gedung berlantai 24 dan 1 basement ini dilengkapi dengan gedung parkir berlantai 10, berkapasitas 556 kendaraan dan luas sekitar 10 ribu meter persegi dan sebuah auditorium, yang sering digunakan untuk pernikahan.
Data dan fakta
Alamat | Jalan Gajah Mada No. 1 Gambir, Jakarta Pusat, Jakarta |
Arsitek | Parama Loka Consultant (desain) Davy Sukamta & Partners (struktur) |
Pemborong | Pembangunan Perumahan |
Lama pembangunan | Maret 1990 – November 1992 |
Diresmikan | 28 Desember 1992 |
Jumlah lantai | 24 lantai 1 basement |
Tinggi gedung | 99 meter |
Biaya pembangunan | Rp 76,4 milyar (1993) Rp 769 milyar (inflasi 2020) |
Referensi
- Heryoto, Towil; Redaksi PARAS (1993). “Terimakasih Kepada Semua Pihak: Sambutan Direktur Utama Pada Peresmian Gedung Menara Bank Tabungan Negara”. Majalah PARAS Bank Tabungan Negara, Januari 1993.
- Saptiwi Djati Retnowati (1990). “Info Proyek: Bank Tabungan Negara”. Majalah Konstruksi No. 150, Oktober 1990.
- Arsip web PT Pembangunan Perumahan, 24 Februari 2004
- “Karyawan Terperangkap dalam Kebakaran Menara BTN“. Kompas.com, 2 Februari 2009. (arsip)
- “Basement Terbakar, Operasional BTN Tertunda 2 Jam“. Detikfinance, 2 Februari 2009. (arsip)
- Website resmi Ramako Magic, 6 Agustus 2003. Diakses 13 Agustus 2019.
- Budi Uzzaman; Bineratno (1991). “Gedung BTN, Membangun yang Baru Mempertahankan yang Lama.” Majalah Info Papan, Desember 1991, hal. 41-44