Last updated on 1 September 2023
Bagi yang sering jalan-jalan ke Mangga Dua dan melewati tol dalam kota Jakarta seharusnya melihat gedung ini dari sisi barat jalan tol tersebut, berdampingan dengan Wisma SMR di sebelahnya dan apartemen Mall of Indonesia di sisi timur. Gedung kantor tersebut bernama Graha Kirana. Gedung berlantai 12 itu dikembangkan oleh PT Nusa Kirana, pengembang properti milik beberapa tokoh Summarecon, pada tahun 1992.

Pembangunannya dilakukan oleh pemborong swasta PT Mataram Maju mulai November 1994 dan saat dilaporkan Majalah Konstruksi pada Maret 1996, direncanakan selesai pada Februari 1996. Disinyalir, pada bulan tersebut, gedung Graha Kirana yang memiliki luas lantai 29 ribu meter persegi sudah jadi.
Desain gedung Graha Kirana dilakukan oleh arsitek dari Parama Loka Consultant. Desainnya dirancang tidak lekang dimakan zaman, elegan dan berwarna sederhana, bernuansa urban modern, dengan finishing cladding aluminium dan lapis granit, dan kaca berwarna biru. Penggunaan cladding juga dimaksudkan agar gedung tidak terkesan gemuk. Struktur tidak memiliki keistimewaan yang bisa dijelaskan di blog ini, yaitu pondasi tiang pancang dan struktur atas rangka terbuka dengan core tembok geser.
Secara garis besar penggunaan kantor, Graha Kirana adalah gedung perkantoran sewa, alasan pengembang adalah pasar kantor sewa di Kelapa Gading dan Sunter yang masih sedikit, sekaligus untuk menarik minat perusahaan baru yang membutuhkan ruang kantor kecil. Laporan majalah Warta Ekonomi tahun 1995 mencatat bahwa gedung tersebut berhasil diisi oleh 80 persen calon penyewa saat itu karena mahalnya harga sewa perkantoran kawasan Segitiga Emas Jakarta. Selain sebagai kantor sewa swasta, gedung ini merupakan kantor pusat dari PT Nusa Kirana yang menempati lantai 12 sampai 14.
Data dan fakta
Alamat | Jalan Yos Sudarso No. 88 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jakarta |
Arsitek | Parama Loka Consultant (arsitektur) Davy Sukamta & Partners (struktur) |
Pemborong | Mataram Maju (struktur) Paramategak Beton (pilling) Hammer Sakti (pilling) |
Lama pembangunan | November 1994 – Februari 1996 |
Jumlah lantai | 14 lantai 1 basement |
Biaya pembangunan | Rp 30 milyar (1996) Rp 229 milyar (inflasi 2020) |
Referensi
- Saptiwi Djati Retnowati (1996). “Gedung Graha Kirana, Menjadi Land Mark di Kawasan Sekitarnya”. Majalah Konstruksi No. 222, Maret 1996, hal. 43-46, 58.
- Farid Mahmud; Sandi Merwanto (1995). “Menggeser Kantor ke Timur dan Utara.” Warta Ekonomi, 6 November 1995, hal. 69-70
Foto utama oleh mimin SGPC, CC-BY-SA 2.0