Skip to content

Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Menu
  • Beranda
  • Kota
    • Jakarta
      • Tangerang
      • Tangerang Selatan
      • Bekasi
    • Bandung
    • Semarang
    • Yogyakarta
    • Surakarta
    • Surabaya
      • Gresik
    • Malang
    • Denpasar
    • Nusa Dua, Bali
    • Banda Aceh
    • Medan
    • Bandar Lampung
    • Batam
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Makassar
    • Biak (Papua)
  • Bangunan & Struktur
    • Dekade
      • 1950an
      • 1960an
      • 1970an
      • 1980an
      • 1990an
      • 2000an
      • 2010an
      • 2020an
    • Fungsi
      • Kantor Niaga
      • Kantor Pemerintah
      • Kantor Bank
      • Kantor Penyiaran
      • Bangunan Diplomatik
      • Hotel
      • Apartemen
      • Mall
      • Ritel
      • Rumah Sakit
      • Pendidikan
      • Gedung Parkir
      • Pemancar
    • Ketinggian
      • <5 lantai
      • 5-11 lantai
      • 12-20 lantai
      • >20 lantai
    • Istimewa
      • Dibongkar
      • Ganti Wajah
      • Generasi Dilan
      • Terbakar
      • Info Singkat
  • Artikel Khas SGPC
  • Cari Gedung dari Buku?
Menu

Gedung Nusantara I DPR-RI

Posted on 29 Maret 201918 November 2021 by DBG

Last updated on 18 November 2021

Nusantara 1
Foto oleh DBG, CC-BY-SA 2.0
(foto utama)

Gedung Nusantara I DPR-RI adalah lanjutan dari pengembangan kompleks DPR-RI di Senayan, Jakarta. Gedung ini dibangun mulai dari tahun anggaran 1993/94 dan selesai pada tahun anggaran 1996/97, menghabiskan biaya sebesar 116 milyar rupiah, ekuivalen dengan Rp 836 milyar nilai rupiah tahun 2020. Gedung yang awalnya diberi nama Lokawirasabha Tama ini dibangun oleh BUMN perborongan Adhi Karya bersama dengan Citra Lamtorogung Persada. Perencanaannya sudah dilakukan sejak 1991 melalui lokakarya dan seminar yang melibatkan pihak perancang terkait dan DPR-RI.

Gedung Nusantara I akhirnya dibuka oleh Ketua DPR kala itu Wahono pada 11 Maret 1997. Baru usia setahun lebih pada Mei 1998, gedung ini ikut menjadi saksi di balik pendudukan gedung utama DPR oleh mahasiswa yang menuntut mundur Presiden Soeharto pada 18 Mei 1998.

Miring? Sempit?

Sejarah diputar ke tahun 2009. Kala itu, Dewan Perwakilan Rakyat menggodok pembangunan gedung baru berlantai 36 lantai di belakang Gedung Nusantara I. Sontak rencana tersebut memicu keributan di media massa, baik elektronik maupun cetak, karena fasilitas yang diberikan. Klaim lain yang muncul adalah Gedung Nusantara I dianggap miring 7 derajat. Tidak disebutkan arah kemiringannya, tetapi gedung tersebut, menurut Kementerian PU dalam sebuah pengecekan visual pada September 2009, secara struktur masih tegak. Belum juga keadaan lift yang diklaim tidak beres dan ruang kantor yang sempit (baca arsitektur dan struktur). Tetap saja pihak DPR memang ingin gedung baru karena alasan-alasan ini.

Akibat dari rencana ini, DPR tak hanya dicemooh publik di media massa dan media sosial, rencana membangun gedung baru gagal sejak Mei 2011, dan kembali digagalkan pada Agustus 2015 saat Presiden Joko Widodo menolak menandatangani prasasti pembangunan gedung baru DPR-RI.

Serangan peluru

Pada 15 Oktober 2018 beberapa peluru milik penembak yang sedang melakukan latihan tembak terdekat di Senayan mendarat di beberapa kantor anggota DPR di Gedung Nusantara I DPR-RI. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Kedua penembak, sama-sama PNS Kementerian Perhubungan, ditangkap Polda Metro Jaya esok harinya, karena dianggap lalai dalam kejadian tersebut. Pasca kejadian penembakan ini, DPR merencanakan memasang film kaca anti-peluru, selain itu Pemerintah Daerah DKI Jakarta berencana menutup Lapangan Tembak Senayan yang legendaris itu, karena alasan keselamatan dan keamanan.

Arsitektur dan struktur

Gedung Nusantara 1 ini memang tidak memiliki penjelasan khusus dari segi arsitektural luar, selain dari kasat mata menggunakan komposit dan kaca berwarna hijau yang cukup elegan dibanding tetangganya yang modern khas gaya internasional. Interior gedung juga lebih menonjol segi penggunaan marmernya yang mencapai 15 ribu meter persegi, dan dengan luas keseluruhan 56 ribu meter persegi, sudah termasuk sekat dan ruang untuk toilet dan service lainnya, 16 ribu meter persegi ruang bersih sudah digunakan oleh keseluruhan 500 anggota DPR-RI kala itu. Asumsi 2019 dengan 560 anggota, total ruang yang digunakan secara teoritis seharusnya sudah mencapai 17.920 meter persegi, bila merujuk luas gedung yang digunakan untuk ruang anggota DPR-RI sebesar 32 meter persegi/anggota per laporan majalah Konstruksi edisi Juli 1997. Kenyataan yang didapat media online Detik, per anggota DPR dan staf-stafnya hanya 20 meter persegi/anggota, dengan grand total 11.200 meter persegi.

Fasilitas tambahan yang ada dalam Gedung Nusantara 1 kala itu adalah kantor sekretariat fraksi, perpustakaan (kini pindah ke Gedung Nusantara 2) dan ruang sidang komisi-komisi DPR-RI.

Struktur pada gedung ini tidak dijelaskan secara rinci, pondasi bored pile dengan struktur gedung utama tidak dijelaskan. Saat instalasi sarana listrik dan mekanik gedung, salah satu helikopter ditugaskan untuk mengangkat sentral pendingin udara.

Iklan

Data dan fakta

Nama lamaLokawirasabha Tama
AlamatKompleks MPR/DPR/DPD Republik Indonesia, Jalan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekGubah Laras
Pemborong (J.O.)Citra Lamtorogung Persada
Adhi Karya
Lama pembangunan (Tahun anggaran)1993/1994 – 1996-1997
Diresmikan11 Maret 1997
Jumlah lantai24 lantai
Biaya pembangunanRp 116 milyar (1997)
Rp 836 milyar (inflasi 2020)
SignifikasiSospol (bagian dari kantor anggota DPR-RI)
Referensi: Majalah Konstruksi Juli 1997; KOMPAS 8 Maret 1997

Referensi

  1. Alexander Purba (1997). “Gedung Baru DPR-RI, Siap Tampung Anggota Baru”. Majalah Konstruksi, Juli 1997.
  2. RS (1997). “Gedung DPR/MPR Baru Diresmikan 11 Maret 1997”. KOMPAS, 8 Maret 1997.
  3. Badan Pusat Statistik, 2018
  4. Prasetia, Andhika; Maulana Ibrahim, Gibran (2017). “Menelusuri Gedung Nusantara I Yang Disebut Miring 7 Derajat”. Detikcom, 15 Agustus 2017 (arsip)
  5. Rinaldo (2017). “Meluruskan “Gedung Miring” Wakil Rakyat”. Liputan 6 SCTV, 18 Agustus 2017. (arsip)
  6. Indeks berita terkait di Detikcom terkait insiden penembakan di Gedung Nusantara I

Lokasi

1990an, 1997, Gedung Pencakar Langit (>20 lantai), Jakarta, Kantor Pemerintah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Saweran saat ini untuk Januari 2023:
71.250/200.000

Kontak SGPC untuk dukungan secara konvensional. Dukungan anda bisa masuk situs SGPC loh…..

Klik disini untuk Saweria


SGPC menyediakan link afiliasi dari Agoda/Booking dotcom sehingga anda bisa booking hotel maupun apartemen yang ditampilkan di blog ini. Dengan booking hotel, anda tak hanya membantu blog ini tetap eksis dengan komisinya, tetapi juga mendukung industri pariwisata di negeri ini dan membantu wisatawan yang kesasar ke blog ini.

  • Like SGPC
  • Ikuti SGPC

Arsip

Support This Site

If you like what I do please support me on Ko-fi

  • Tentang “Setiap Gedung Punya Cerita”
  • Sumber dan kebijakan nama
  • Glossarium
  • Kebijakan privasi
  • Kontak SGPC

Foto buatan Ronniecoln maupun DBG (mimin SGPC) di bawah lisensi CC-By-SA atau CC-By-ND kecuali disebutkan lain. Foto lainnya dimiliki masing-masing pemegang hak cipta dan pemuatan di SGPC dimaksudkan sebagai ilustrasi (fair use).

Tulisan (C) Setiap Gedung Punya Cerita, dibawah lisensi CC-By-NC-ND 4.0. Dilarang keras menggandakan isi blog tanpa mematuhi ketentuan lisensi yang dicantumkan.