Skip to content

Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Menu
  • Beranda
  • Kota
    • Jakarta
      • Tangerang
      • Tangerang Selatan
      • Bekasi
    • Bandung
    • Semarang
    • Yogyakarta
    • Surakarta
    • Surabaya
      • Gresik
    • Malang
    • Denpasar
    • Nusa Dua, Bali
    • Banda Aceh
    • Medan
    • Bandar Lampung
    • Batam
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Makassar
    • Biak (Papua)
  • Bangunan & Struktur
    • Dekade
      • 1950an
      • 1960an
      • 1970an
      • 1980an
      • 1990an
      • 2000an
      • 2010an
      • 2020an
    • Fungsi
      • Kantor Niaga
      • Kantor Pemerintah
      • Kantor Bank
      • Kantor Penyiaran
      • Bangunan Diplomatik
      • Hotel
      • Apartemen
      • Mall
      • Ritel
      • Rumah Sakit
      • Pendidikan
      • Gedung Parkir
      • Pemancar
    • Ketinggian
      • <5 lantai
      • 5-11 lantai
      • 12-20 lantai
      • >20 lantai
    • Istimewa
      • Dibongkar
      • Ganti Wajah
      • Generasi Dilan
      • Terbakar
      • Info Singkat
  • Artikel Khas SGPC
  • Cari Gedung dari Buku?
Menu

Gedung Slamet Bratanata Kementerian ESDM

Posted on 15 Februari 20194 Juli 2022 by DBG

Last updated on 4 Juli 2022

EBTKE ESDM
Foto oleh DBG, CC-BY-ND 2.0 (foto utama)

Gedung Slamet Bratanata, nama resmi gedung yang berdiri di Jalan Pegangsaan Timur di Menteng, Jakarta Pusat, merupakan kantor Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan & Konservasi Energi Kementerian ESDM. Awalnya gedung ini merupakan kantor pusat asuransi Dharmala Manulife, patungan konglomerasi Grup Dharmala dengan asuransi asal Kanada, Manulife, sehingga otomatis gedung ini merupakan aset Dharmala Intiland. Sebelum gedung ini dibangun, berdiri kantor asuransi Dharmala Manulife yang dianggap sudah terlalu sempit untuk menampung operasional perusahaan.

Desain konsep gedung dirancang oleh salah satu firma asal Singapura bernama DPC Development, dan disempurnakan oleh PT Jatimmakmur Ekabuana, mulai akhir 1992 dan selesai September 1993. Pembangunan dilakukan oleh Frankipile Indonesia untuk pondasi dan pemborong negara Pembangunan Perumahan selama setahun penuh pada 1994, buntut dari terlambatnya mobilisasi alat pondasi oleh Frankipile Indonesia.

Walau dalam perjalanan hidup gedung ini diwarnai cerainya Dharmala dengan Manulife sejak 2002, dan Intiland berganti dari bayang-bayang Dharmala pada 2007, hubungan gedung ini dengan Manulife tetap erat, hingga pada Agustus 2008, Manulife Indonesia memutuskan keluar dari gedung berusia 13 tahun kala itu. Akibat kosongnya Wisma Manulife, Intiland menjual gedung Wisma Dharmala Manulife dan ditebus dengan mahar Rp 104,5 milyar (setara Rp 165,3 milyar pada 2020) di tahun 2010. Tidak diketahui siapa pembelinya, dan belum diketahui sejarah bagaimana Dirjen Energi Baru Terbarukan & Konservasi Energi Kementerian ESDM akhirnya berkantor di bekas Wisma Manulife.

Sejak 22 Oktober 2019, Gedung Ditjen EBTKE berganti nama menjadi Gedung Slamet Bratanata. Nama barunya diambil dari nama Menteri ESDM di era Kabinet Ampera Presiden Soeharto, Slamet Bratanata. Empat tahun sebelumnya Kementerian ESDM memasang panel surya berkapasitas 40 kilowatt peak di atap gedung EBTKE.

Arsitektur dan teknis

Melihat lahannya yang berbentuk segitiga, dan keberadaan rel elevated di sebelahnya, maka tidaklah mengejutkan bila footprint gedungnya berupa konsolidasi kotak bangunan dan berorientasi diagonal. Alasan yang disampaikan oleh insinyur PT Jatimmakmur, Ir. Hans Rusli IAI, adalah untuk mencegah segala bentuk gangguan kebisingan di Jalan Pegangsaan Timur dan lalu lalang kereta api. Selain itu, keuntungan tambahan gedung berorientasi diagonal adalah posisinya yang tidak langsung menghadap sinar matahari.

Bentuk gedung yang tak simetris disebabkan oleh masalah fungsional yaitu sulitnya akses jalan. Rencana arsitek untuk memasukkan jalan masuk utara dan jalan masuk Gang Ampium tidak bisa dilaksanakan karena sulitnya lahan, sehingga pintu masuk hanya bisa melalui Jalan Pegangsaan Timur. Secara eksterior desainnya berciri pascamodernisme dengan ciri permainan jendela kaca dan curtain wall, dan setback (undakan bangunan). Teras setback konon akan dihijaukan tetapi dalam praktiknya menjadi tempat memasang unit luar AC.

Secara struktur gedung, pondasi menggunakan kombinasi steel sheet pile dan bored pile dengan struktur utama pemasangan temboknya berupa precast.

Data dan fakta

Nama lamaWisma Dharmala Manulife
Wisma Manulife Indonesia
AlamatJalan Pegangsaan Timur No. 1 Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekDPC Development (Singapura) (arsitektur)
Jatimmakmur Ekabuana (architect of record)
PemborongPembangunan Perumahan (struktur dan finishing)
Frankipile Indonesia (pondasi)
Lama pembangunanJanuari 1994 – Desember 1994
Jumlah lantai8 lantai
1 mezzanin
Referensi: Majalah Konstruksi No. 210, September 1995

Sumber

  1. Aria/M. Ridwan (1995). “Wisma Dharmala Manulife: Mengatasi lingkungan dengan permainan bentuk dan letak massa”. Majalah Konstruksi No. 210, September 1995.
  2. “Indonesia Declines to Intervene In Manulife Bankruptcy Dispute”. Wall Street Journal, 19 Juni 2002.
  3. Ragil Nugroho/Adisti Dini I. (2013). “Garis Tangan Gondokusumo di Properti”. Kontan, 19 Januari 2013.
  4. Annual Report Intiland 2008
  5. Annual Report Intiland 2010
  6. Humas Ditjen EBTKE (2019). “Gedung Ditjen EBTKE Kini Bernama Gedung Slamet Bratanata“. Kementerian ESDM, 28 Oktober 2019. Diakses 8 November 2019. (arsip)
  7. Humas Ditjen EBTKE (2019). “Narasi Tunggal: Pasang PLTS Atap, Tagihan Listrik Lebih Hemat“. Kementerian ESDM, 8 Agustus 2019. Diakses 8 November 2019. (arsip)

Lokasi

1990an, 1994, Gedung Sedang (5-11 lantai), Jakarta, Kantor Pemerintah
Iklan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Saweran saat ini untuk Januari 2023:
71.250/200.000

Kontak SGPC untuk dukungan secara konvensional. Dukungan anda bisa masuk situs SGPC loh…..

Klik disini untuk Saweria


SGPC menyediakan link afiliasi dari Agoda/Booking dotcom sehingga anda bisa booking hotel maupun apartemen yang ditampilkan di blog ini. Dengan booking hotel, anda tak hanya membantu blog ini tetap eksis dengan komisinya, tetapi juga mendukung industri pariwisata di negeri ini dan membantu wisatawan yang kesasar ke blog ini.

  • Like SGPC
  • Ikuti SGPC

Arsip

Support This Site

If you like what I do please support me on Ko-fi

  • Tentang “Setiap Gedung Punya Cerita”
  • Sumber dan kebijakan nama
  • Glossarium
  • Kebijakan privasi
  • Kontak SGPC

Foto buatan Ronniecoln maupun DBG (mimin SGPC) di bawah lisensi CC-By-SA atau CC-By-ND kecuali disebutkan lain. Foto lainnya dimiliki masing-masing pemegang hak cipta dan pemuatan di SGPC dimaksudkan sebagai ilustrasi (fair use).

Tulisan (C) Setiap Gedung Punya Cerita, dibawah lisensi CC-By-NC-ND 4.0. Dilarang keras menggandakan isi blog tanpa mematuhi ketentuan lisensi yang dicantumkan.