Skip to content

Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Menu
  • Beranda
  • Kota
    • Jakarta
      • Tangerang
      • Tangerang Selatan
      • Bekasi
    • Bandung
    • Semarang
    • Yogyakarta
    • Surakarta
    • Surabaya
      • Gresik
    • Malang
    • Denpasar
    • Nusa Dua, Bali
    • Banda Aceh
    • Medan
    • Bandar Lampung
    • Batam
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Makassar
    • Biak (Papua)
  • Bangunan & Struktur
    • Dekade
      • 1950an
      • 1960an
      • 1970an
      • 1980an
      • 1990an
      • 2000an
      • 2010an
      • 2020an
    • Fungsi
      • Kantor Niaga
      • Kantor Pemerintah
      • Kantor Bank
      • Kantor Penyiaran
      • Bangunan Diplomatik
      • Hotel
      • Apartemen
      • Mall
      • Ritel
      • Rumah Sakit
      • Pendidikan
      • Gedung Parkir
      • Pemancar
    • Ketinggian
      • <5 lantai
      • 5-11 lantai
      • 12-20 lantai
      • >20 lantai
    • Istimewa
      • Dibongkar
      • Ganti Wajah
      • Generasi Dilan
      • Terbakar
      • Info Singkat
  • Artikel Khas SGPC
  • Cari Gedung dari Buku?
Menu

Kedutaan Besar Arab Saudi

Posted on 4 Januari 20193 Januari 2023 by DBG

Last updated on 3 Januari 2023

Gedung Kedutaan Besar Arab Saudi
Dalam tahap renovasi.
Foto oleh DBG, CC-BY-SA 2.0/4.0 (foto utama)

Gedung berwarna putih di Jalan H.R. Rasuna Said Kavling B2, Jakarta Selatan, adalah sebuah gedung berlantai 8 yang kini ditempati oleh Kedutaan Besar Arab Saudi sejak 2015. Dahulu, gedung yang berdiri di lahan berbentuk kotak dan awalnya merupakan lahan kosong ini adalah perkantoran sewa swasta yang dimiliki oleh Grup Codefin dan sebelumnya lagi PT. Tigaraksa Satria.

Gedung tersebut dibangun mulai Maret 1980 oleh Cipta Mustika (segrup dengan Tigaraksa), dan sempat tertunda gara-gara kenaikan harga bensin pada 1 Mei 1980, yang membuat kontraktor harus hitung ulang biaya konstruksi, serta kemauan klien untuk menambah jumlah lantai menjadi 7 lantai. Gedung bergaya modernis internasional ini selesai dibangun pada Febuari 1982, sebulan terlambat dari rencana karena keterlambatan pemasangan lift. Pada awal pembukaannya, Gedung TIRA ramai dengan penyewa.

Pada tanggal 27 Maret 2008 detikcom mewartakan bahwa PT Tigaraksa Satria, dengan alasan usia gedung, berencana menjual gedung tersebut dengan banderol 65,88 milyar rupiah (setara 118 milyar rupiah nilai 2020) kepada PT Inti Sarana Proteksi bagian dari Codefin Group, yang akhirnya terealisasi berganti nama menjadi Graha Codefin. Tidak ada catatan kapan penjualan dilakukan dan berapa nilai aktualnya.

Kejadian yang sama terjadi saat Codefin Group melego Graha Codefin miliknya ke Pemerintah Arab Saudi. Sejak 2015, Gedung TIRA menjadi kantor Kedutaan Besar Arab Saudi setelah menjalani renovasi.

Tidak jadi berbentuk lingkaran

Gedung Kedutaan Besar Arab Saudi
Dalam tahap renovasi
Foto oleh DBG, CC-BY-SA 2.0/4.0

Awal ide dari gedung ini adalah gedung berbentuk lingkaran, dan memiliki 3 gedung sesuai dengan logo pemilik gedung PT Tigaraksa, tetapi ide tersebut tidak jadi dilaksanakan sehingga digunakanlah dua gedung berbentuk segi delapan berlantai 5 dan 8 (awalnya berlantai 3 dan 5, tetapi diperluas atas permintaan pihak pemilik gedung). Rencana tower ketiga tidak dilanjutkan karena keadaan lahan yang tidak memungkinkan. Pemilihan gedung berbentuk segi delapan, kata Jeanne Dipotontro kepada pewarta Majalah Konstruksi, yang wawancaranya terbit pada Maret 1982, “memaksimalkan luas lantai”, dan “membantu cahaya natural masuk gedung”.

Gedung Kedutaan Besar Arab Saudi saat masih bernama Gedung TIRA/Graha Codefin
Saat masih bernama Gedung TIRA
Foto oleh DBG, CC-BY-SA 2.0/4.0

Konstruksi gedung ini menggunakan baja ringan dan campuran beton. Lapis luar gedung TIRA yang berwarna putih dicat menggunakan produk Warna Agung bernama Decolith. Produk ini masih beredar luas. Belum jelas kapan gedung ini dicat kuning dan jingga, sebelum Kedubes Arab Saudi mengembalikan warna putih khas gedung ini.

Data dan fakta

Nama lamaGedung TIRA
Graha Codefin
AlamatJalan H.R. Rasuna Said Kav. B2 Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta
ArsitekIr. Raysoeli Moeloek IAI (perencana)
Ir. Jeanne Dipotontro (pelaksana)
PemborongPT Cipta Mustika (kontraktor utama)
PT Frankipile Indonesia (pondasi)
Lama pembangunanMaret 1980 – Februari 1982
Tinggi gedung34 meter
Jumlah lantai8 lantai
Referensi: Majalah Konstruksi Maret 1982

Referensi

  1. NN (1982). “Gedung TIRA Hemat Energi”. Majalah Konstruksi, Maret 1982, hal. 30-39.
  2. NN (1980). “Keppres No. 30/1980: Mulai 1 Mei, semua harga BBM disesuaikan”. KOMPAS, 1 Mei 1980.
  3. “ir/qom” (2008). “Tigaraksa Lepas Gedung Tira”. Detikcom, 27 Maret 2008. (arsip)
  4. Bukti bahwa Tigaraksa dan Mustika segrup (arsip)

Lokasi

1980an, 1982, Bangunan Diplomatik, Gedung Sedang (5-11 lantai), Jakarta

Iklan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Saweran saat ini untuk Januari 2023:
71.250/200.000

Kontak SGPC untuk dukungan secara konvensional. Dukungan anda bisa masuk situs SGPC loh…..

Klik disini untuk Saweria


SGPC menyediakan link afiliasi dari Agoda/Booking dotcom sehingga anda bisa booking hotel maupun apartemen yang ditampilkan di blog ini. Dengan booking hotel, anda tak hanya membantu blog ini tetap eksis dengan komisinya, tetapi juga mendukung industri pariwisata di negeri ini dan membantu wisatawan yang kesasar ke blog ini.

  • Like SGPC
  • Ikuti SGPC

Arsip

Support This Site

If you like what I do please support me on Ko-fi

  • Tentang “Setiap Gedung Punya Cerita”
  • Sumber dan kebijakan nama
  • Glossarium
  • Kebijakan privasi
  • Kontak SGPC

Foto buatan Ronniecoln maupun DBG (mimin SGPC) di bawah lisensi CC-By-SA atau CC-By-ND kecuali disebutkan lain. Foto lainnya dimiliki masing-masing pemegang hak cipta dan pemuatan di SGPC dimaksudkan sebagai ilustrasi (fair use).

Tulisan (C) Setiap Gedung Punya Cerita, dibawah lisensi CC-By-NC-ND 4.0. Dilarang keras menggandakan isi blog tanpa mematuhi ketentuan lisensi yang dicantumkan.